Selasa, 21 Juni 2011

TUGAS KELOMPOK
Konseling dalam Hadis
TENTANG
Panggilan terhadap bawahan dan atasan
Menghargai setiap prilaku positif



OLEH
Sukril hidayat      206 001
 
Dosen pembimbing
Dr. zulkarnaini. M. ag
Drs. Damanik. M.A

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI-a )
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
“IMAM BONJOL”
PADANG
1429 H / 2008
HADIS I
  1. MENGHARGAI SETIAP PRILAKU POSITIF
HADIS LUK-LUK WAMARJAN  NO.1672
حد يث عائثه رضي الله عنه قلت إستازة رخل على رسل الله سلى الله علىه و سلم قال اءزنو له بءس اخو عسرة اوبن العسررة فلما دخل الان له الكلملام قلت ىارسل الله قلت الذى قلت ثم الت له الكلم  قال اى عاءسه ان سر الناس من تركه الناس او دعه الناس اتقاء فحشه .روه بخار و مسلم .ا
a. Aartinya:     Aisyah  RA berkata, seseorang minta izin masuk kerumah rasulullah SAW, beliau bersabda,” izinkan pada sejahat-jahat suku famili atau bagian dari famili,” kemudian ketika orang tersebut bersama nabi, beliau bersikap lunak kepadanya dalam tutur kata, kemudian sesudah keluar arang itu saya bertanya”ya rasulullah orang itu engkau katakana jahat, tetapi kenapa engkau berlaku lunak kepadanya? Jawab nabi SAW, “ hai Aisyah sejahat-jahat manusia yang diikuti kejahatannya < yang dibicarakan orang karena kejahatannya>
{ HR. Bukhari dan Muslim}

b. tinjaan bahasa

Keluaga terdekat / sepupu dan keluaraga dari bapak                                     اخو العسرة

Perbuatan jahat yang sudah menjadi kebiasaan bagi                                                      ائذ نو
pelakunya untuk diperbuat  kepada orang lain

Perkataan yang lemah lembut yang tidak mengandung
makna sinis yang membuat hati orang menjadi tenang
 mendegarnya

Jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan norma yang berlaku

c. Mufradad
Jahat                                        بئس       Minta izin                                                        استاءذن
Ditakuti                                   اتقاء       Melunakkan                                                    الان له

d. Biografi perawi Al- Bukhari
            Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mukhairah ibn Bardibah adalah ulama ahli hadis yang termasyhur, kelahiran Bukhara sebuah kota di Uzbekiztan, wilayah Unisoviet. Nama bekiau lebih terkenal dengan Bukhari ( putra daerah bukhara) beliau dilahirkan sesudah shalat jumaat tanggal 13 syawal 194 H  ( 21 juli 810 M )
            Sejak umur sepuluh tahun beliau sudah mempunyai perhatian terhadap hadis, dan sudah mempunyai hafalan hadis yang tidak sedikit jumlahnya. Dalam membukukan hadis beliau membutuhkan guru 1080 guru
Karya-karya Bukhari adalah :
·         Al jami’ al- musnad al- shaheh al- mukhtashar min umumit risalah wasunanihi wa ayyumihi,
Jumlah hadais yang ditulis dalam kitab ini 1. 341 bh dan mutabi’ 384 bh  jadi seluruhnya 8 122 bh hadis  

e. Isyarat Konseling
Rasulullah sebagai konselor dan aisyah sebagai kliennya. Ketika rasulullah berhadapan dengan seseorang  beliau memandang orang tersebut dengan tiga dimensi sehingga beliau mampu menghadapi orang tersebut dengan lunak sekalipun beliau tau bahwa orang tersebut adalah jahat  dan beliau memandang dengan beberapa dimensi[1] diantaranya :
·         A ntara orang yang satu dengan individu yang lain terdapat prbedaan-perbedaan
·         Pada dasarnya manusia itu adalah fitrah, factor lingkungan , keluarga dan situasi tertentulah yang menguabah individu.[2]
·         Semua orang memerlukan orang lain
·         Kehidupan manusia tidak bersifat acak/ semabarangan tetapi  mengikuti ataran-aturan tertentu.
·         Tinjauan dari kacamata agama kehidupan tidak semata-mata  kehidupan didunia fana, melainkan khidupan akhirat
Setelah memahami individu  tersebut melalui beberapa dimensi rasulullah sebagai konselor  dapat melihat sisi kehidupan individu dalam perspektif  psikologistis dan sosiologistis. Memendang individu dari sisi kehidupanterdiri dari dua hal yaitu sisi baik dan sisi buruk,seperti yang telah diisyaratkan rasulullah dalam hadis ini, ketika Aisyah memandang seseorang itu jahat [3], semetara rasululah memandang dari segi baiknya[4],sehingga rasulullah menyederhanakan perkataan nya dengan perkataan yang lemah lembut yang tidak menyinggung perasaan seseorang itu, walaupun dalam pandangan keseharian sudah dipandang jahat oleh lingkungannya.
            Ketika sedang berhadapan dengan individu seorang konselor memecahkan masalah  dengan melihat gejala-gejala yang mendasar pada diri individu dengan empat dimensi . dimensi disini disebut sebagai suatu yang secara hakiki ada pada diri manusia dan disegi lain adalah suatu yang bisa dikembangkan, dalam hal itu masing-masing gejala mendasar itu dapat dirumuskan sebagai di mensi keindi viduan( dimensi individualitas), dimensi kesosialan ( dimensi sosialitas) , dimensi kesusilaan( dimensi moralitas) dimensi keberagamaan ( dimensi relegiuitas). [5]
Penghujung hadis terdapat kata-kata rasulullah yang mengatakan “ sejahat-jahat manusia yang ditakuti adalah  pebuatannya” disini unsure konseling dapat terlihat , ketika Aisyah sedang berhadapan dengan seorang yang jahat dalam pandangan empat dimensi itu , ternyata rasulullah tidak berpandangan demikian karma beliau menmandang nya dari unsure kebaikan dan fitrah yang ada pada setiap diri individu . beliau memandang nya  dengan memposisikan kodrat dasarnya sebagai makhluk Allah. Analisisnya yang menjadi masalah dalam hadis diatas adalah digali melalui empat dimensi yang telah dipaparkan diatas.
f. Pertanyaan
·         Bagai mana pandangan seorang konselor terhadap seorang individu yang sudah dipandang jelek oleh lingkungan dan social ?
·         Bagai mana seorang konselor dalam menyikapi pemasalahan yang  timbul ketika dimensi kesusilaannya bermasalah ?



Hadis II
 B. PANGGILAN TERHADAP BAWAHAN DAN ATASAN
Hadis luk-luk wamarjan no 1451








  1. artinya : Abu hurairah berkata , nabi SAW bersabda “ jagan ada orang berkata ( kepada majikannya) beri makanlah rabbaka, bersihkanlah rabbaka, beri minumlah rabbaka, tetapi yang layak addalah dengan panggilan maulaya dan syaidi, dan jaganlah kamu menyebut kepada seseorang dengan mengatakan abdi ( budakku) amti( pesuruhku) tetapi hendaklah kamu memanggilnya dengan fataya dan fatati dan khulami { HR Bukhari}

  1. Tinjauan Bahasa
Menyajikan makanan bagai untuk seorang
pembeesar atau raja besar dengan kata rabbak

melayani dengan sepenuhnya dengan
merendahkan diri bagai seorang budak

menyuhkan sesuatu dengan segenap
kerendah dirian tanpa memandang prin
sip-prinsip kemanusiaan

c. Mufradhad
bersihkanlah                                                    jagan berkata
tuangkanlah                                                     dantara kamu
buruh                                                               berimakan
pekerja                                                             tuhan, pendidik dll
budak                                                              tuan

d. Biografi Perawi
            Sama dengan hadis I

e. Iyarat konseling
            Dalam hadis ini dapat diposisikan rasulullah SAW sebagai konselor dan seorang majikan dan bawahan belaku sebagai kliennya. Isyarat knseling dapat ditemukan dalam hadis ini ketika Rasululllah SAW berkata “jaganlah kamu mengatakan kepada seseorang” arti nya berkata seorang pekerja kepada majikannya dengan kata rabba karma perkataan ini adalah sebuah kata yang mustarak yang banyak mengandung arti , bila tidak ditempatkan pada tempatnya akan berakibat fatal karma menyalahi penempatan kalimat yang sepantasnya. Larangan yang tertera dalam hadis diatas merupakan sebuah teguran dari Rasulullah. Beliau memasukkan unsure-unsur retorika dan estetika , ketika beliau melihat ada kata-kata yang tidak pantas lagi diucapkan antara bawhan dan atasan nya, karma menyangkut kepada dimensi kemanusiaan seseorang dan dimensi moralirasnya.
            Seorang individu berhak mendapatkan perkataan yang pantas, begitu juga ppanggilan terhadap majikan tidak boleh berlebih-lebihan. Kadang kala terlihat dengan kata rabba  bagaikan pengabdian seorang hamba kepada tuhannya. Kata-kata tersebut tidak lah pantas diucapkan oleh seorang bawahan kepada atasannya, karma ada unsure kesetaran antara seorang hamba dengan khaliknya.
            Beliau memasukkan unsure retorika dan estetika ketika sedang berkomunikasi dengan seseorang atau tepatnya pada hadis komunikasi antara bawahan dengan atasannya. Dengan memberikan batasan-batasan hubungan bawahan dengan tasannya akan tercipta keharmonisan. Karna bawahan tidak merasa dilecehkan oleh majikannya, begitu jga sebaliknya atasan tidak merasa di agung- agungkan dengan berlebihan oleh bawahannya .

f. Pertanyaan-pertanyaan
·         Apa fungsi unsure retorika dan estetika pada saat bawahan dan atasan nya sedang berinteraksi ?
·         Bagaimana memasukkan dimensi kemanusiaan dan dimensi kesusilaan ketika majikan dan bawaha sedang berinteraksi ?



Penutup
            Demikianlah dari hasil pembahasan ini yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan , dikarenakan masih dalam tahap pembelajaran.dalam hal ini saya mencoba menganalisa hadis dari kitab luk-luk wamarjan dengan mengkomposisikannya dengan isyarat-isyarat konseling sesuai dengan kadar kemampuan yang tidak terlepas dari keterbatasan.
           

  
                       
referensi
-          Luk-luk wamarjan
-          Prayidno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling , PT asdi maha satya, Jakarta: 2004
-          Munzier Suparta, ilmu hadis     




[1] Prof .Dr. prayidno. M. sc. Ed. Drs. Erman amti , dasar-dasar bimbingan dan konseeling hal. 12-14
[2] Analisa penulis
[3] Dari segi sosiologis
[4] Dari segi psikologis
[5]  Op cit. hal 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar