Selasa, 21 Juni 2011


MAKALAH V
PSIKOLOGI SOSIAL
Tentang
HUBUNGAN INTERPERSONAL


Oleh
Taufik
208.117

Dosen Pembimbing
Dra. Wanda Fitri,M.Si

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM BKI-A
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN IMAM BONJOL PADANG
2010 M /1431H
Hubungan Interpersonal (Antar Pribadi)
1.      Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi ialah sebagian dari hubungan atau hal yang membentuk hubungan antar pribadi,komunikasi yang efektif di tandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Dalam komunikasi salah satu pihak menyampaikan pesan (dinamakan pengirim atu transmitter, atau komunikator) kemudian pihak yang lain menerimanya (penerima atau receiver atau komunikan). Dalam melakukan komunikasi kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan,kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal bukan hanya menentukan “content”tetapi juga “relationship”.(Sarlito Wirawan,2002:193)
Menurut Hartley ada berbagai jenis komunikasi yaitu antara individu dan individu, antara individu dan masa (misalnya dalm pidato atau kuliah) dan antara kelompok dengan masa (misalnya antara penyuluh pertanian yang mewakili pemerintah dan para petani). Dari berbagai jenis komunikasi itu, komunikasi antar individu yang langsung adalah yang paling lengkap mengandung berbagai faktor psikologis dan karena itu patut mendapat perhatian yang pertama. Hartley juga mengatakan komunikasi antarpribadi yang bertatap muka mengandung berbagai aspek:
Ø  Tatap muka itu sendiri yang membedakannya dari komunikasi jarak jauh atau komunikasi dengan alat. Dlam komunikasi tatap muka ada peran yang harus dijalankan oleh masing-masing pihak dan peran itu merupakan bagian dari proses komunikasi itu sendiri
Ø Adanya hubungan dua arah. Komunikasi tatap muka berbeda dari warta berita di tv atau radio karena kedua pihak dapat saling menukar pesan. Dengan pertukaran pesan itu terjadi saling pengertian akan makna atau arti dari pesan itu. Jadi dalam komunikasi yang penting bukanlah pesannya semata tetapi arti dari pesan itu
           
            Dapat disimpulkan komunikasi interpersonal menuntut pemahaman hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relasional: komunikasi mempengaruhi perkembangan relasional dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut).(Miller,1975:15)
            Para psikolog mulai menaruh minat yang besar pada hubungan interpersonal seperti Arnold P. Goldstein (1975) mengembangkan apa yang disebut sebagai “relationship –enchancement methods”(metode peningkatan hubungan) dalam psikoterapi. Ia merumuskan dengan tiga prinsip : Makin baik hubungan interpersonal
Ø Makin terbuka pasien mengungkapkan perasaannya
Ø Makin cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam beserta penolongnya
Ø Makin cenderung ia mendengar dengan penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.

2.      Bentuk-Bentuk Hubungan Dan Gangguan Dalam Hubungan
                   a.            Bentuk-Bentuk Hubungan
Ø  Hubungan Dengan Orang Yang Belum Dikenal
Zajonc (1968) mengatakan bahwa dengan orang yang baru dikenal,faktor yang memudahkan komunikasi dan hubungan adlaah pertemuan  yang berulang-ulang,sejauh reaksi pada saat pertama bertemu tidak terlalu negatife. Ia mengatakan bahwa dengan pertemuan-pertemuan yang berulang-ulang itu terjadi proses pengurangan kecemasan dan pembiasaan terhadap orang asing tersebut sehingga dapat saling berhubungan dengan lebih baik. Oleh karena itu faktor kedekatan fisik merupakan salah satu faktor yang penting untuk peningkatan hubungan. zajonc juga membuktikan bahwa makin sering berjumpa makin membangkitkan perasaan suka,bahkan eksperimen lain membuktikan bahwa yang dijumpai sambil lalu dapat lebih di ingat daripada yang harus dijumpai dengan penuh perhatian dan kesengajaan
Ø  Semakin Karib
Hubungan antarteman yang berlanjut akan meningkatkan ke tingkat yang makin dekat,makin akrab, dan makin karib. Dalam hubungan ini ada hal yang mempengaruhi yaitu kemiripan dan penilaian yang positif. Kemiripan atau kesamaan yang dapat mempererat hubungan antar pribadi adalah dalam hal pandangan atau sikap. Karena adanya kemiripan sikap menyebabkan seseorang tersebut menjadi akrab dan ketidakmiripan sikap yang menyebabkan seseorang tersebut menjadi jauh. Penilaian yang positif  menimbulkan perasaan atau kesan suka sama suka antara kedua pihak ( Kenny & Nasby, 1980). Ungkapan penilaian positif dapat dilakukan secara nonlisan yaitu melalui gerak,perubahan wajah, kedipan mata, dan sebagainya( Gold,Ryckman, & Mosley,1984) atau lisan. Ungkapan-ungkapan positif yang diberikan kepada orang lain menyebabkan orang yang pertama kali mengunkapkan itu juga akan mendapat penilaian yang samadari orang lain( Berscheid & Walster,1978)
Ø  Dari Kerabat,Sahabat,Sampai Pacar
Sebagian besar dari kehidupan manusia dihabiskan bersama sanak saudara dan kerabatnya. Akan tetapi cukup mengherankan bahwa penelitian dalam bidang ini sangat kurang. Beberapa penelitian yang ada antara lain adalh tentang hubungan dengan saudara sekandung yang terbukti dapat meningkatkan keterampilan sosial. Teman dekat adalah teman yang banyak melewatkan waktu bersama-sama,cenderung menyisihkan orang lain dari hubungan mereka dan saling mendukung secara emosional. Teman dekat lebih akurat dalam menyimpulkan perasaan dan pikiran ,teman dekat juga lebih murah hati,lebih peka, dan lebih jujur daripada teman biasa.di antara orang-orang yang berlainan jenis kelaminan,hubungan teman dekat dapat berkembang menjadi hubungan romantis. Pasangan dalam hubungan romantis adalah orang yang dirasakan paling dekat ( Berscheid dkk,1989). Jika hubungan sudah begitu dekatnya,orang dapat saling dapat memasukkan ke dalam dirinya masing-masing. Ciri dari hubungan romantis adalah cinta yang membara. Cinta seperti ini ditandai oleh kecendrungan untuk terus menerus tidak dapat melupakan pasangannya baik dalam pikiran,ucapan maupun perbuatan. Cinta yang membara juga ditandai dengan hasrat seksual,mudah terangsang secara fisik, selalu ingin bersama,tidak mau memikirkan kalu harus berpisah dan selalu ingin berbalas cinta. Teman intim perwujudan dari hubungan romantis adalah teman intim atau pacar.
                  b.            Gangguan Dalam Hubungan
Sumber-sumber konflik yang dapat menggangu hubungan antarpribadi antara lain: perilaku-perilaku tetentu seperi tidak dapat dipercaya,watak yang tidak menyenangkan,emosi yang tidak stabil,ketidaksamaan yang terungkap dalam sikap,kebiasaan,nilai dan sebagainya
Ø  Dampak putus hubungan
Putusnya hubungan antarpribadi dapat menimbulkan perasaan bersalah.jika yang putus itu adalah hubungan percintaan,dampaknya lebih berat daripada hubungan persahabatan. Putus hubungan cinta dapat menimbulkan perasaan tidak tenang dan selalu menimbulkan perasaan sakit hati dan kemarahan
Ø  Kesepian
Kesepian adalah perasaan yang timbul jika harapan untuk terlibat dalam hubungan yang akrab dengan seseorang tidak tercapai. Perasaan ini biasa timbul apabila seseorang yang di tinggal jauh oleh kekasihnya,putus dari pacar, atau kematian orang tua. Karena sifatnya yang berupa perasaan,kesepian bersifat subjektif.ia harus dibedakan dari pengertian kesendirian. Kesendirian lebih bersifat fisik objektif yaitu suatu keadaan di mana seseorang sedang tidak bersama orang lain. Orang dapat menunggu bus umum sendirian,tetapin ia tidak merasa sepi,karena sebentar lagi ia akan sampai di rumah dan bertemu dengan keluarga yang dicintainya

3.      Close Relationship
a.       Teori Pertukaran Sosial
        Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley 2 orang pemuka utama dari model ini,menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut,”Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.”Ganjaran,biaya,laba dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini:

Ø  Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain. Buat orang kaya mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang. Buat si miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan.
Ø  Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
Ø  Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, Anda mempunyai kawan yang pelit dan bodoh. Anda banyak membantunya, tetapi hanya sekedar supaya persahabatan dengan dia tidak putus. Bantuan Anda (biaya) ternyata lebih besar daripada nilai persahabatan (ganjaran) yang Anda terima. Anda rugi. Menurut teori pertukaran sosial, hubungan anda dengan sahabat pelit itu mudah sekali retak dan digantikan dengan hubungan baru dengan orang lain.
Ø  Tingkat perbandingan menunjukkan  ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis pernah berhubungan dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia, ia akan mengukur hubungan interpersonalnya dengan kawan pria lain berdasarkan pengalamannya dengan kawan pria terdahulu. Makin bahagia ia pada hubungan interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat perbandingannya, berarti makin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal yang memuaskan.
Teori Pertukaran sosial  juga beranggapan orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Pada pendekatan obyektif cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai pasif dan perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka. Pendekatan ini juga berpendapat, hingga derajat tertentu perilaku manusia dapat diramalkan, meskipun ramalan tersebut tidak setepat ramalan perilaku alam. Dengan kata lain, hukum-hukum yang berlaku pada perilaku manusia bersifat mungkin (probabilistik). Misalnya, kalau mahasiswa lebih rajin belajar, mereka (mungkin) akan mendapatkan nilai lebih baik; kalau kita ramah kepada orang lain, orang lain (mungkin) akan ramah kepada kita; bila suami isteri sering bertengkar, mereka (mungkin) akan bercerai
b.      Teori Pengungkapan Diri.
Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman, 1987).
Menurut Morton (dalam Sears, dkk., 1989) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskniptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci. Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan.
Tingkatan-Tingkatan Pengungkapan Diri
Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengungkapan diri. Menurut Powell (dalam Supratikna, 1995) tingkatan-tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu:
Ø  Basa-basi merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, terapi tidak terjadi hubungan antapribadi. Masing-masing individu berkomuniikasi basa-basi sekedar kesopanan.
Ø  Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan diri.
Ø  Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain.
Ø  Perasaan : setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang jujur, terbuka dan menyarankan perasaan-perasaan yang mendalam.
Ø  Hubungan puncak : pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam, individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya. Segala persahabatan yang mendalam dan sejati haruslah berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran yang mutlak.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono.Wirawan.Sarlito, Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial, Balai Pustaka, Jakarta :2002
Rakhmat. Jalaludin, Psikologi Komunikasi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung: 2001
Theodore. M. New, Psikologi Sosial, CV Diponegoro, Bandung : 1981
Hasan. Mustafa , Perspektif Dalam Psikologi Sosial, Erlangga, Jakarta : 2000




Tidak ada komentar:

Posting Komentar