MAKALAH VI
PSIKOLOGI SOSIAL
Tentang
INTERAKSI SOSIAl

Oleh
Arzia Wahyuni
208.117
Dosen Pembimbing
Dra. Wanda Fitri, M.Si
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM BKI-A
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN
IMAM BONJOL PADANG
2010 M / 1431 H
INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial bisa di artikan hubungan sosial (saling aksi atau mempengaruhi) yang dinamis antara 1 individu dengan individu lain antara individu dan kelompok,dan antara kelompok dengan kelompok (Kun Maryati,2004:50)
Di dalam hubungan tersebut individu atau kelompok bekerja sama atau berkonflik,melakukan interaksi atau hubungan formal atau tidak formal,langsung atau tidak langsung. Contoh kerja sama antara anggota tim sepak bola dalam sebuah pertandingan( hubungan kerjasama),debat antara calon presiden dalam memperebutkan kursi presiden ( hubungan konflik).
Interaksi sosial terjadi dikarenakan adanya hubungan timbal balik yang melibatkan aspek sosial dan kemanusiaan kedua belah pihak seperti emosi,fisik,kepentingan. Di dalam interaksi salah satu phak memberikan stimulus atau aksi dan pihak lain memberikan respons atau reaksi. Dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain,atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang luas yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan disekitarnya atau sebaliknya individu,sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan(Bimo Walgito,2002:57)
Pengertian interaksi sosial menurut para ahli:
a. Menurut Bonner interaksi sosial ialah suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi,mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya
b. Menurut Yung interaksi soial ialah kontak timbale balik antara dua orang
c. Menurut Gillin dan Gillin interaksi sosial ialah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu,individu dan kelompok atau antarkelompok
d. Dilihat dari sudut Psikologi Tingkah laku( Behavioristic Psychology) interaksi berisikan saling rangsang dan mereaksi. Misalnya si A merangsang (memberi stimulus) terhadap si itu,tidaklah si A itu saja yang mempengaruhi pikiran,perasaan dan tindakan si itu,tapi si B pun balik mempengaruhi pikiran,perasaan dan tindakan si A
2. Faktor Dasar Interaksi
· Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. imitasi atau perbuatan meniru bisa dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya gaya bicara,tingkah laku ,adat,kebiasaan,pola pikir,dan apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh orang. Namun demikian dorongan seseorang untuk meniru orang lain tidaklah berjalan dengan sendirinya. Perlu ada sikap menerima,sikap mengagumi dan sikap menjunjung tinggi apa yang akan diimitasi itu. Menurut Dr.A.M.J Chorus ada syarat yang harus dipenuhi dalam mengimitasi. Syarat-syarat itu adalah adanya minat atau perhatian terhadap obyek atau subyek yang akan ditiru adanya sikap apresiasi atau menghargai,mengagumi,serta pemahaman atau pengertian terhadap sesuatu yang akan ditiru. Contoh seorang anak melihat ayahnya menyetir mobil. Kemudian tanpa diajari,anak itu berlari-lari sambil kedua tangannya menirukan gerakan-gerakan seolah-olah tengah menyetir mobil.
Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya seorang anak meniru orang dewasa menyeberang lewat jembatan penyeberangan. Imitasi juga dapat mengakibatkan sesuatu yang negati jika tindakan yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya seorang pemuda meniru ayahnya yang mabuk atau seorang pelajar meniru temannya yang membolos sekolah( Kun Maryati,2004:55)
· Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang di anutnya,lalu diterima oleh orang lain. Biasanya kondisi si penerima dalam keadaan emosi sehingga tidak dapat berpikir rasional. Segala anjuran atau nasihat yang diberikan langsung diterima dan diyakini kebenarannya.dapat di artikan sugesti ialah pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun orang lain. yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritk dari individu yang bersangkutan.sugesti dapat di bedakan :
Ø Auto sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri sugesti yang datang dai dalam diri individu yang bersangkutan.
Ø Hetero sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Baik auto sugesti maupun hetero sugesti dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang penting. Banyak hal yang tidak diharapkan oleh seorang individu disebabkan baik karena auto sugesti maupun hetero sugesti. Misalnya seseorang sering merasa sakit-sakit saja,walaupun secara objektif yang bersangkutan dalam keadaan sehat-sehat saja,tetapi karena auto sugesti orang tersebut merasa tidak dalam keadaan sehat. Dalam lapangan psikologi sosial peranan hetero sugesti lebih menonjol bila dibandingkan dengan auto sugesti. Dalam kehidupan sosial banyak individu menerima sesuatu cara,pedoman, pandangan, norama dari orang lain tanpa adanya kritk terlebih dahulu terhadap apa yang di terima itu (Abu Ahmadi,1991:58)
Dalam sugesti orang dengan sengaja dengan secara aktif memberikan pandangan-pandangan,pendapat-pendapat,norma-norma agar orang lain dapat menerima apa yang diberikan itu. Jadi disini apa yang dituju atau apa yang di kehendaki itu telah jelas yaitu agar orang laindapat menerima apa yang diberikannya. Sugesti akan mudah terjadi bila memenuhi syarat-syarat berikut:
Ø Terhambatnya daya berpikir krtis. Makin kurang kemampuan orang mengkritisi sesuatu atau seseorang makin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain.
Ø Kemampuan berpikir terpecah belah ( dissosiasi).Dissosiasi terjadi ketikan orang dilanda kebingungan karena dihadapkan pada berbagai persoalan.
Ø Materinya mendapatkan dukungan orang banyak. Apabila pandangan ataupun norma mendapatkan dukungan orang banyak atau mayoritas yaitu sebagian besar kelompok atau golongan memberikan sokongan atas pandanagan,pendapat atau norma tersebut. Orang akan merasa terasing bila ia menolak pandangan ataupun norma yang telah di dukung oleh orang atau oleh mayoritas.
Ø Orang yang ragu-ragu dan pendapat yang searah. Orang yang dalam keadaan ragu-ragu pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima pendapat atau saran dari pihak lainapalagi pendapat itu searah di mana orang yang ragu-ragu itu tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak tersebut.
· Identifikasi
Identifikasi merupakan kecendrungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain(meniru secara keseluruhan).seseorang melakukan proses identifikasi karena sering kali memerlukan tipe ideal tertentu dalam hidupnya.contoh seorang anak mengidolakan ayahnya,ia berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap,prilaku dan nilai yang dipegang ayahnya ia perlukan dalam hidup
Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun tanpa sengaja orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar mengenal orang yang di identifikasinya sehingga sikap atau pandangan yang diidentifikasinya benar-benar menjiwai. Contoh: biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola,setiap idolanya bertanding ia akan mengamti secara cermat bagaiman strategi bermain dan gaya pemain idolanya,mereka ingin meniru dan yakin bisa menjadi idolanya.
· Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. melalui proses simpati orang merasav dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang di lakukan,dialami, atu diderita orang tersebut. Dalam proses ini perasaan memegang perana penting walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin memahami dan bekerja sama dengan orang lai. Contoh ada tetangga yang sedang tertimpa musibah kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya
Simpati timbul tidak atas dasar logis rasionil,melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik kepada orang dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya(Abu Ahmadi,1991:63)
Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertarik antara orang yang satu terhadap orang lain.proses simpati kadang-kadang berjalan tidak atas dasar logis rasionil melainkan berdasarkan penilaian perasaan kadang kala orang tiba-tiba tertarik dengan orang lai. Tertariknya ini tidak pada salah satu cirri tertentu orang itu,tapi keseluruhan cirri pola tingkah lakunya. Dengan demikian simpati hanya akan berlangsung antara dua orang atau lebih bila terdapat saling pengertian
Tokoh-tokoh teori individualisme Adam Smith(1759) dan Herbert Spencer(1870) menerangkan prinsip-prinsip simpati untuk menerangkan tindakan-tindakan yang tidak semata-mata mengejar keuntungan sendiri atas dasar pikiran,tetapi semata-mata dikemudikan oleh simpati tehadap orang lain,yang tanpa itu sebenarnya kehidupan sosial itu tak mungkin ada.
Adam Smith membedakan 2 betnuk dasar simpati:
Ø Simpati yang menimbulkan response yang cepat hamper seperti reflek misal: kalau kita melihat orang di pukul tongkat dengan keras kita merasa ngeri,bila kita melihat pemain akrobat yang sedang berjalan di atas tali yang tinggi kita merasa tegang
Ø Simpati yang sifatnya lebih intelektuil kita dapat bersimpati terhadap seseorang,meskipun kita tak merasakan sebagai yang ia rasakan.
Herbert Spencer mengemukakan 2 bentuk simpati:
Ø Perspectively presentative ( yang cepat seperti reflex)
Ø Representative ( yang sadar refleksife)
.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo.Walgito,Psikologi Sosial Suatu Pengantar,Andi,Yogyakarta:2002
Ahmadi. Abu ,Psikologi Sosial,Rineka Cipta,Jakarta:1991
Maryati. Kun ,Sosiologi SMA ,Erlangga,Jakarta: 2004
Yunus. Syamsul. Bahri ,Sistematika Studi Sosiologi,IAIN-IB Press,Padang:2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar